LANGKAH-LANGKAH MENULIS PUISI

Langkah-Langkah Dalam Menulis Puisi 
Agar mudah membuat puisi tentu  Anda perlu mengetahui langkah-langkah menulis puisi serta unsur puisi. Seperti pergi ke sebuah tujuan, kita harus tahu terlebih dahulu jalan yang harus dilalui. Sedikit di ingatkan kembali dari pikiran kita tentang penulisan puisi pada angkatan balai pustaka masih dipengaruhi oleh puisi lama seperti pantun dan syair, sedangkan angkatan pujangga baru menciptakan puisi baru. Para pencipta puisi baru berusaha melepaskan tradisi-tradisi lama, yaitu menciptakan puisi yang harus terikat barit sajak dan rima.
Selain itu, masih banyak perbedaan mendasar yang ada pada puisi lama dan puisi baru atau puisi modern. Bentuk- bentuk puisi lama dan baru juga berbeda. Namun, dalam artikel ini hanya akan dipaparkan tentang memahami langkah-langkah dalam menulis puisi , semoga Anda bisa menyatakan bahwa membut puisi itu mudah!
1. Kenali Tipe Puisi
Kenali segala jenis tipe puisi, sebelum Anda menuliskan banyak hal. Puisi adalah ekspresi dari pikiran, ide, konsep atau cerita dalam bentuk yang terstruktur yang memiliki aliran dan musik yang diciptakan oleh suara, dan suku kata di dalamnya. Semua jenis puisi sering ditulis dalam beberapa gaya. Gaya ini ditentukan oleh jumlah baris dalam setiap bait, suku kata yang digunakan dalam setiap baris atau struktur sajak digunakan dan sebagainya. Berikut adalah daftar jenis utama dari puisi yang biasa digunakan oleh penyair di seluruh dunia.
Balada: Ini adalah gaya lama menulis puisi, yang digunakan untuk bercerita. Balada biasanya memiliki bait terdiri dari tujuh atau delapan atau sepuluh baris, dan berakhir dengan empat atau lima bait pendek. Setiap bait berakhir dengan baris yang sama, yang disebut 'menahan diri'.
Bait: Mungkin jenis yang paling populer digunakan puisi, bait memiliki bait terdiri dari dua baris yang bersajak satu sama lain.
Syair: jenis puisi memiliki empat baris dalam bait, dimana baris kedua dan keempat sajak dengan satu sama lain dan memiliki struktur suku kata yang sama.
Cinquain: Ini adalah jenis lain yang unik dari gaya puisi. Seperti namanya, itu terdiri dari lima baris. Baris pertama adalah hanya satu kata, yang sering judul puisi itu. Baris kedua memiliki dua kata yang menjelaskan baris pertama. Baris ketiga memiliki tiga kata, dan sebagian besar bagian tindakan dari puisi itu. Baris keempat adalah empat kata yang menggambarkan perasaan. Dan baris kelima, sekali lagi, memiliki hanya satu kata yang menjadi judul dari puisi itu.
Panca iambik: Ini adalah gaya yang sangat rumit penulisan puisi, tapi sering digunakan oleh penyair klasik. Gaya ini menggunakan suku kata menekankan untuk menciptakan suara musik. Ada satu suku kata yang terdengar pendek diikuti oleh satu suku kata yang terdengar panjang, pada akhir masing-masing lima bait berturut-turut
Sonneta: Jenis puisi berisi empat belas baris dan mengikuti struktur konvensional bersanjak.
Haiku: Ini metode aneh yang sangat terstruktur dari menulis puisi. Bentuknya memiliki asal-usul di Jepang. Metode ini tidak menggunakan sajak. Ada tiga baris dari lima, tujuh dan lima suku kata masing-masing (dalam kanji). Puisi dasarnya harus berbicara tentang beberapa aspek, aspek pengandaian, ibarat, lalu gagasan utama.
Mimbar bebas: Ini adalah metode menulis puisi, yang tidak pada dasarnya. Tidak mengikuti struktur atau gaya yang vacum. Tidak ada ukuran tetap dan struktur ada tentang sajak dan baris dalam setiap bait. Jenis puisi ini cukup populer dengan penyair modern.
Epic: Sajak ini biasanya merupakan satu panjang dan deskriptif yang menceritakan sebuah cerita. Epos biasanya lebih panjang dari puisi yang paling dan bahkan mungkin diperlukan waktu hingga full sebuku. Contoh: buku puisi Emha berjudul Masjid..
Limerick: Ini adalah jenis yang sangat cerdas dan sering vulgar dari sebuah puisi, yang cukup singkat. Sajak ini memiliki lima baris dalam bait. Baris pertama, kedua dan kelima memiliki struktur dangding yang sama dan bentuk ini memiliki nada sajak dengan satu sama lain. Bentuknya berisi tujuh sampai sepuluh suku kata masing-masing. Garis kedua dan keempat memiliki struktur yang sama dan dangding sajak dengan satu sama lain. Ini berisi 5-7 suku kata.
Ini bukan lantas, semua jenis puisi yang digunakan di atas bisa dicampur baur, dan segala paparan tersebut hanya gambaran kecil. Sebagian penyair menggunakan bentuk-bentuk dan struktur saat menulis puisi bahkan tanpa perlu menengok dan berencana bagai orang ke Mall, ah hari ini mau bikin soneta. Penyair umumnya sudah tahu akan menulis apa, dan sekiranya akan masuk ke form bentuk apa, sebagaimana di atas.
2. Tentukan Tema
Tema adalah pokok persoalan yang akan dikemukakan dalam puisi. Tema adalah pokok pembahasan yang mendasari puisi. Untuk mendapatkan tema, kita bisa memancingnya dengan menggunakan pertanyaan, “Puisi ini membicarakan tentang apa?” Apakah tentang keindahan alam, kecantikan seseorang, protes sosial, dan lain-lain.
Tema puisi tersebar begitu banyak di sekitar kita. Kita tinggal mengamati dan menajamkan kepekaan. Seorang penulis puisi yang peka, ia tidak akan kehabisan akal untuk menemukan sebuah tema.
3. Menentukan Kata Kunci
Setelah menemukan tema, langkah-langkah menulis puisi selanjutnya adalah menentukan kata kunci dan kemudian mengembangkan kata tersebut.
Jika Anda telah menemukan tema, misalnya tentang bencana banjir, maka selanjutnya adalah menemukan kata kunci yang berkaitan dengan bencana banjir tesebut. Misalnya kata kuncinya adalah:
menerjang,
menghanyutkan,
hancur,
musnah,
keluarga hilang, dan sebagainya.
Kata-kata kunci tersebut adalah kata yang erat kaitannya dengan bencana banjir.
Jika kata kunci tersebut sudah dirasa cukup untuk memulai membuat puisi, maka Anda tinggal mengembangkannya dalam sebuah kalimat atau larik puisi. Misalnya satu kata kunci digunakan untuk satu larik. Atau bisa saja satu kata kunci kemudian dikembangakan menjadi satu bait. Tentu terserah kita. Misalnya, Sekonyong-konyong, air menerjang rumahku. Dan sebagainya.
4. Gunakan Gaya Bahasa
Langkah-langkah menulis puisi selanjutnya adalah dengan menggunakan gaya bahasa, salah satunya adalah majas. Majas yang biasa dipakai dalam menulis puisi antara lain majas perbandingan dan majas pertentangan.
Yang termasuk majas perbandingan adalah:
Asosiasi (contoh: bagai disambara petir, bagai teriris sembilu, dll)
Metafora (contoh: anak bencana, gudang ilmu, suara emas, dll
Personifikasi (contoh: air mengamuk, hujan menyerbu, dll)
Yang termasuk majas pertentangan adalah:
Hiperbola (contoh: setinggi langit, tinggal kulit pembungkus tulang, dll)
Litotes (contoh: bantuan yang tak berarti ini, terimalah walau tak seberapa, dll)
Ironi (contoh: peduli sekali dia, sehingga tak satu rupiahpun dikeluarkan untuk membantu, dll)
Anda bisa saja menambahkan berbagai gaya bahasa yang Anda tahu. Majas-majas di atas adalah majas yang paling sering digunakan.
5. Kembangkan Puisi Seindah Mungkin
Langkah selanjutnya adalah mengembangkan semua langkah di atas menjadi puisi yang indah. Susun kata-kata, larik-larik puisi menjadi bait-bait. Kembangkan menjadi satu puisi yang utuh dan bermakna.
Ingat, puisi bukanlah artikel. Tulisan yang kita buat untuk puisi harus ringkas, padat, sekaligus indah. Maka, disarankan untuk tidak membuat larik yang panjang-panjang. Pilihlah kata yang sesuai, yang mewakili unsur keindahan sekaligus makna yang padat.
Mungkin kita harus mengingat tiga hal berikut yang berkaitan dengan kata dan larik dalam menulis puisi, yaitu (1) kata adalah sebuah rangkaian bunyi yang ritmis atau indah, atau yang merdu; (2) makna kata bisa menimbulkan banyak tafsir; (3) mengandung imajinasi mendalam tentang hal yang dibicarakan.
Nah, demikianlah langkah-langkah menulis puisi dengan mudah yang termuat kedalam liputan informasi. Jangan bingung untuk memulai. Tulis saja dulu baru kemudian diperbaiki. Seperti yang sudah dibicarakan di atas.
Dikutip dari blog.13th April 2013 oleh Yuliana Ningsih

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pengalaman Pertama Keluarga Kami di Pulau Burung

Jakarta Juni-Juli 2017

Awal Dua Ribu Tiga Belas (2013)